Postingan

Episode sudah selesai

  Aku pernah bilang  bawa kamu menakjubkan. Seluruh syairku tak pernah mampu mengabadikan kamu, namun pada suatu hari bentuk kagum ku tidak lagi ditemukan dimana mana. Dia tidak tersusun rapi di paragrafku, sebab bentuknya sudah terkurung di dalam peti mati. Aku pernah bilang suatu saat aku akan kelelahan dirundung kagum seorang diri? sebab setiap kagum ku bermuara, kamu tidak pernah punya tempat pemberhentian untuk mempersilahkan  Mengagumi yang diusahakan seorang diri adalah kelelahan yang terus menerus ku tahan. Maka kali ini aku mengemasi seluruh barang bawaan ku  Jika seseorang bertanya padaku bagaimana rasanya membuat keputusan seperti itu. jawabanku adalah  “Pernahkah kamu menghindari sakit hati dengan cara menikam jantung mu sendiri?” Episode sudah selesai

Rumit

  Aku rasa, orang dewasa punya banyak sekali hal rumit di dalam kepalanya sehingga untuk senang pada hal hal kecil saja kita tidak mampu Membuat kita menarik nafas berat supaya tidak menyerah di bab kehidupan dan juga hal hal rumit sebagai orang dewasa yang tak sempat diajarkan di buku sekolah dulu Ingat? bagaimana bahagianya kita saat kecil karena menonton kartun favorit di televisi?  Saat dewasa, kita tidak pernah bisa melihat dunia sesederhana itu..

Ruang Lara

   Bukunya tipis ceritanya pun singkat, tapi aku belajar banyak dari buku kecil itu. rasanya ingin sekali membaca buku itu kembali tapi aku tidak suka dengan bagian akhirnya aku melepaskannya , sebab dia tidak pernah menggenggam erat diriku di saat semua masalah ada jalan keluarnya Dia memilih berdiam diri dan lebih memilih melihat diriku pergi, u ntuk itu aku bercermin lalu menerima sosok yang berada disana Mungkin ia tidak sempurna tapi ia setia menemani ketika kamu menderita Seindah apapun kita merencanakan masa depan tetap sisakan ruang ikhlas  

Kita Hanya Sebatas Pernah

  Hi aku adel.. blog ini aku buat hanya sekedar menyalurkan rasa yang tak pernah tersampaikan. Hidup adalah serangkaian ‘kebetulan’, kebetulan adalah takdir yang menyamar Maka izinkanlah aku menulis untukmu, tentangmu, tentang perjalanan kita, agar aku tidak lupa bahwa suatu ketika di antara perjumpaan dan selamat tinggal malam pernah dipenuhi senyum, hujan pernah menghantarkan kerinduan diantara perjumpaan dan selamat tinggal kau dan aku pernah menjadi ‘kita’ Aku ingat pertama kali melihatmu, kau masuk dalam hidupku tanpa permisi. entah kau milik siapa, hatiku keras kepala. Aku menantimu seperti menanti cahaya, tak menyerah walau langkah melemah. entahlah hatiku berkata kaulah orangnya. kau tersenyum matamu berbinar, entah lugu atau pura pura tidak tau mengenai apa yang kupendam Aku mampu untuk memandangimu dari kejauhan tanpa pernah berhenti mendoakan. aku juga mampu menjadi rumah untukmu, menunggumu yang tak tau arah pulang, sungguh aku mampu merindukanmu tanpa tau waktu. untukm...